Welcome Myspace Comments

TO



Sabtu, 31 Oktober 2009

Bahtera Nabi Nuh Ditemukan di Turki


Written by Daniel Alamsjah, on 03-12-2008 16:53

penelitian arkeologi

Bahtera (kapal) Nuh telah lama menjadi kontroversi di dunia arkeologi. Sejarah mencatat bahwa Nuh diperintahkan Tuhan untuk membuat sebuah bahtera karena Tuhan berniat menurunkan hujan maha lebat ke bumi. Alkitab mengisahkan bahwa Nuh mentaati perintah tersebut dan tepat pada waktu yang telah ditentukan Tuhan, maka turunlah hujan yang sangat lebat ke muka bumi dan menenggelamkan semua makhluk hidup yang ada. Nuh beserta keluarganya dan binatang-binatang yang diselamatkannya kemudian mengapung bersama bahtera tersebut. Alkitab kemudian menceritakan bahwa bahtera tersebut kandas di puncak gunung Ararat.

Kisah yang bersumber dari Alkitab ini kemudian menjadi bahan perbincangan yang hangat di kalangan sejarawan dan arkeolog. Ada pihak yang mendukung bahwa kisah tersebut adalah nyata, namun ada juga yang menganggapnya hanya sekedar dongeng dari Alkitab. Namun, perdebatan tersebut kini berakhir dengan telah ditemukannya bukti-bukti ilmiah berkaitan dengan kisah tersebut. Sisa-sisa bahtera tersebut ditemukan pertama kali oleh seorang Kapten angkatan darat dari militer Turki. Ia menemukannya secara tidak sengaja pada waktu meneliti foto-foto wilayah pegunungan Ararat. Kemudian untuk mengkonfirmasi temuan tersebut, diundanglah ahli-ahli arkeologi dari Amerika Serikat untuk meneliti keabsahannya.

Pada ekspedisi ilmiah yang kemudian dilakukan pada ketinggian 7000 kaki, sekitar 20 mil sebelah selatan puncak gunung Ararat, mereka menemukan sebuah kapal sepanjang kira-kira 500 kaki yang telah membatu. Pengukuran yang kemudian dilakukan pada obyek tersebut menghasilkan suatu kesimpulan yang mencengangkan, karena ukuran panjang, lebar dan tinggi penemuan arkelogi tersebut sama persis dengan ukuran bahtera Nuh seperti yang tercantum di Alkitab. Saat ini, lokasi penemuan bahtera tersebut telah menjadi obyek wisata yang dapat dikunjungi semua orang.

Untuk lebih jelas foto/video singkat klik dibawah ini.
Lihat Video

Jumat, 30 Oktober 2009

Antara Keinginan dan Kebutuhan


Antara Keinginan dan Kebutuhan
Bacaan: Ulangan 29:1-6

.. pakaianmu tidak menjadi rusak di tubuhmu, dan kasutmu tidak menjadi rusak di kakimu.- Ul 29:5

Setiap manusia memiliki banyak keinginan. Anda memiliki keinginan. Saya juga manusia dengan banyak keinginan. Saya ingin rumah yang mewah ala eropa. Saya ingin mobil yang lux, yang suka mencuri perhatian banyak orang. Saya ingin memiliki deposito yang lebih dari cukup. Saya ingin memiliki lima kartu kredit sekaligus, untuk membuat dompet semakin tebal saja. Saya ingin ini itu. Berbicara tentang keinginan, rasanya tidak akan pernah ada habisnya.

Saya berdoa untuk semua keinginan saya, dan saya melihat betapa bijaknya Tuhan. Ia tidak memenuhi keinginan saya. Lupakan rumah mewah, mobil keren, deposito yang menggunung dan semuanya. Bukan tipe Tuhan untuk memenuhi semua hal yang kita inginkan. Mengapa? Karena ada kalanya keinginan kita justru menjadi jerat bagi diri kita sendiri pada akhirnya. Kita menjadi sombong. Merasa diri hebat. Lupa diri, lupa daratan. Bukankah itu sikap yang justru akan menghancurkan diri kita sendiri?

Benar, Ia tidak selalu memenuhi keinginan kita, tapi yang pasti, Ia selalu mencukupi kebutuhan kita. Ia buktikan itu kepada bangsa Israel saat mereka berada di padang gurun selama 40 tahun. Ia tidak selalu memberikan apa yang bangsa Israel inginkan, tetapi Ia selalu menyediakan apa yang mereka butuhkan. Bangsa Israel butuh makan, maka Tuhan mengirim manna dan burung puyuh selama 40 tahun tanpa berhenti! Bangsa Israel butuh pakaian dan kasut, maka Tuhan membuat pakaian dan kasut mereka tidak robek dan bisa terus dipakai selama puluhan tahun.

Ada perbedaan mendasar antara keinginan dan kebutuhan. Sebagai orang tua yang memiliki anak, kita sering berurusan dengan keinginan anak yang tak ada habisnya. Sebagai orang tua bijak, apakah kita akan selalu memenuhi semua keinginan anak hanya untuk menunjukkan kasih sayang kita? Tentu saja tidak bukan? Tapi yang pasti kita akan selalu tahu apa yang menjadi kebutuhannya dan kita akan selalu mencukupinya. Kebenaran inilah yang membuat iman saya terus terpaut kepada Tuhan saat harus melewati masa-masa “padang gurun”. Saat menghadapi masa-masa sulit itulah saya merasakan betapa Tuhan selalu memelihara, mencukupi, menolong dan melakukan yang terbaik buat saya. Benar, tidak semua keinginan saya terpenuhi, tapi bersyukur karena semua kebutuhan saya dicukupinya.

Tak selalu Ia memenuhi apa yang kita inginkan, tapi Ia selalu mencukupi apa yang kita butuhkan.

http://www.renungan-spirit.com/belanja/renungan-harian-spirit.html

Kamis, 29 Oktober 2009

Lagu Mp3 Rohani Doa dan Pengharapan

Silahkan Download lagu-lagu Rohani Gratis, nggak bayar kok

1. BAPA DI SURGA.mp3 <-> Download

2. Berfirmanlah.mp3 <-> Download

3. Darahmu.mp3 <-> Download

4. Doa.mp3 <-> Download

5. Engkaulah Pelindungku.mp3 <-> Download

6. TRIMA KASIH TUHAN.mp3 <-> Download

7. Yesus Aku Datang KepadaMu.mp3 <-> Download

8. Allahku Akan Memenuhi Keperluanku.mp3 <-> Download

9, Bapa Lembutkan Hatiku .mp3 <-> Download

10. DATANGLAH ROH KUDUS.mp3 <-> Download

Kisah Dibalik Lagu Sentuh Hatiku


Written by Yosua Wenas, on 24-01-2009 11:47

Mungkin banyak yang dengar lagu sentuh hatiku, yang dinyanyikan oleh maria Shandy. Akan tetapi dibalik lagu itu ternyata ada sebuah kisah yang luar biasa. Pencipta lagu ini adalah seorang anak Tuhan, Kisah didalam lagu itu adalah milik teman sekolahnya.

Temannya itu diperkosa oleh ayahnya sendiri dan menjadi gila, sehingga harus dipasung(dirantai) dirumahnya.
Ia suka datang dan mendoakan anak itu sambil sesekali menulis lirik lagu..waktu pun berlalu...
Diapun pindah kota dan mulai sibuk dengan kegiatannya sendiri. Suatu ketika anak perempuan itu menelpon dia.

Tentu saja kaget bukan main, krn anak itu kan gila. dipasung pula? kok skrg bisa lepas? telp pula?

Akhirnya anak perempuan itu cerita,suatu hari entah karena karat atau bagaimana rantainya lepas. Satu hal yang langsung dia ingat, dia mau bunuh bapaknya!

Tetapi saat dia bangun, ia melihat Tuhan Yesus dengan jubah putihnya, berkata :
"Kamu harus maafin papa kamu."

Tetapi anak itu ga bisa dan dia terus menangis, memukul, dan berteriak..

Sampai akhirnya Tuhan memeluk dia dan berkata : "Aku mengasihimu"

Walaupun bergumul akhirnya anak itupun memaafkan papanya, mereka sekeluarga menangis dan boleh kembali hidup normal.

"Dari situ lah lagu sentuh hatiku ditulis,
betapa ku mencintai segala yang telah terjadi
tak pernah sendiri, selalu menyertai
betapa kumenyadari didalam hidupku ini..
kau selalu memberi rancangan terbaik oleh karena kasih
Bapa sentuh hatiku, ubah hidupku, menjadi yang baru
Ajarku mengerti sebuah kasih yang selalu memberi..
KasihMu ya Tuhan tak pernah berhenti.."

Kisah diatas sungguh2 terjadi, semoga bisa menginspirasi kita agar bisa merasakan kasih Tuhan yang luar biasa..

Download lagunya di Sini

Pilihan Dari Tuhan

Tuesday, 12 May 2009, 22:00 | Category : Kesembuhan
Tags : Kesaksian, Kisah Nyata, Mujizat Kesembuhan, sakit meningitis, sakit radang otak

Sumber Kesaksian: Hendra Manalu (jawaban.com)

Satu ketika pengalaman yang menyesakkan terjadi atas kedua anak pasangan Hendra Manalu dan Dewi yaitu si kembar Samuel dan Nathanael.

Yang pertama kali sakit saat itu adalah sang kakak, Samuel. Dua hari kemudian menyusul adiknya, Nathanael menderita sakit yang lebih parah dibanding kakaknya. Saya sangat bingung saat itu, bagaimana menangani hal ini?, keadaan keuangan yang tidak mendukung sementara kedua anak saya itu mengalami sakit yang berat.

Saat itu Samuel dan Nathanael terkena muntaber. Obat yang diberikan oleh dokter sudah habis namun mereka tidak kunjung sembuh. Keadaan Nathanael malah semakin memburuk, ia mengalami kejang di sekujur tubuhnya. Nathanael segera dilarikan ke rumah sakit Bhakti Yudha.

Ayah Nathanael, Hendra begitu cemas melihat keadaan ini.
Anak saya tidak sadarkan diri, step sedemikian rupa. Ia kemudian dimasukkan ke ruang emergensi untuk mendapat bantuan. Tapi sayangnya tiga hari dirawat disana anak saya ini tidak sadar juga.

Sementara itu di rumah keadaan Samuel juga semakin parah. Samuel juga harus segera dimasukkan ke rumah sakit. Dewi, ibunda Samuel dan Nathanael berencana memasukkan Samuel ke rumah sakit dimana adiknya saat itu juga tengah dirawat.

Saya bawa Samuel ke rumah sakit dimana adiknya dirawat, tapi semua tempat sudah penuh. Akhirnya Samuel dioper ke rumah sakit tempat saya bekerja dulu di rumah sakit Tugu Ibu. Perasaan saya saat itu sangat kacau, gelisah dan panik, campur aduk tidak menentu.

Pasangan Hendra dan Dewi berbagi tugas. Dewi menjaga Samuel di rumah sakit Tugu Ibu sementara Hendra menjaga Nathanael di rumah sakit Bhakti Yudha. Pada hari yang ketiga keadaan Nathanael menjadi sangat kritis. Vonis terakhir dokter adalah Nathanael terserang meningitis atau radang selaput otak yang sangat berbahaya.

Pada hari ketiga Nathanael seperti akan melepaskan nafas terakhirnya.
Saya ditelepon suami agar datang ke rumah sakit karena kelihatannya Nathanael ini akan ‘pergi’. Saya begitu kaget dan syok mendengar semua itu sampai-sampai suster di rumah sakit Tugu Ibu bertanya-tanya. Saat itu saya minta suster untuk menjagai anak saya yang lain, Samuel. Suster sempat menahan saya karena Samuel juga tentunya akan mencari-cari saya, ibunya. Saya sungguh bingung saat itu. Saya berdoa minta Tuhan memberikan jalan keluar, apa yang harus saya lakukan?.

Saat kekalutan menyelubungi hati Hendra, Tuhan berbicara dalam hatinya.
Tuhan ingatkan saya ditengah saya dirundung air mata dan pergumulan. Tuhan seolah-olah sedang bercakap-cakap dengan saya. Tuhan mengatakan jikalau saya menyerah maka Dia akan mengambil anak saya, namun jika saya menuntut hak saya maka Dia akan memberi kesempatan hidup bagi anak saya. Awalnya saya tidak begitu mengerti hal ini, tapi Tuhan memberi pengertian kepada saya. Tuhan mengatakan bahwa saya adalah hamba dan anakNya dan Tuhan sangat mengasihi saya. Jikalau saya menuntut hak sebagai ayah bagi Nathanael maka Tuhan akan memberikan kesempatan hidup bagi anak itu. Tapi jikalau saya melepaskannya maka Tuhan akan mengambil hidup Nathanael beserta semua penderitaan dan sakit penyakitnya.

Akhirnya saya katakan pada Tuhan bahwa Tuhan adalah Bapa bagi kehidupan saya. Tadinya saya sudah menyerah namun Tuhan tentunya mengerti kerinduan hati saya yang sesungguhnya. Saat itu air mata saya menetes di atas hidung anak saya, Nathanael. Dan ketika saya mengucapkan : “Di dalam Nama Yesus!” dan tiba-tiba saja anak saya bersin.

Nathanael kembali bernafas, namun keadaannnya masih tetap dalam status kritis. Ia perlu penanganan medis dengan peralatan kedokteran yang khusus dan lebih lengkap. Pukul 4 sore, Nathanael dipindahkan ke rumah sakit di Jakarta Pusat yang memiliki fasilitas ICU yang lebih lengkap.

Tapi ketika perawat yang mendampingi saya ini turun untuk bertemu dengan pihak rumah sakit, mereka menolak masuknya anak saya. Saat saya turun dan meredakan, saya menangkap bahwa di mata mereka anak saya ini sudah tidak ada harapan. Lalu saya mencoba satu rumah sakit lagi di kawasan Mangga Besar. Saya tiba di sana sekitar jam setengah sembilan malam. Pihak rumah sakit mengatakan bahwa mereka memang mempunyai peralatan yang lengkap, namun saya harus mempunyai deposit uang minimal lima juta rupiah. Hal itu diperlukan karena mereka mengakui bahwa peralatan yang mereka miliki adalah sangat mahal. Jika tidak maka anak saya tidak akan bisa masuk ke rumah sakit itu.

Hendra sangat terkejut mendengar hal itu.
Jangankan uang lima juta, saat itu saya hanya mengantungi uang sebanyak lima ratus ribu rupiah. Saya sempat meminta kepada pihak rumah sakit untuk bisa mengijinkan anak saya ditangani, jika memang uang yang dibutuhkan sebegitu besarnya maka saya percaya keesokan harinya uang tersebut akan bisa saya penuhi. Namun pihak rumah sakit mengatakan bahwa ketentuan itu tidak dapat diubah, uang tersebut harus tersedia. Mendengar itu saya hanya bisa menangis dalam hati : “Kemana lagi saya dapat mencari pertolongan?!”.

Hendra lalu teringat sebuah rumah sakit di kawasan Cikini. Ia meminta supir untuk menuju ke rumah sakit tersebut.

Sayang sekali pada waktu itu fasilitas ICU rumah sakit ini penuh. Saya mengatakan dalam hati bahwa saya tidak boleh sembarangan berjalan lagi. Pihak paramedis dalam ambulans anak saya juga mengatakan bahwa anak saya harus segera ditolong oleh rumah sakit yang memiliki ICU. Saya menghubungi ke bagian informasi telepon dan operator menghubungkan dengan unit gawat darurat rumah sakit yang ada di Jakarta. Rumah sakit Carolus yang terdekat kebetulan penuh dan terakhir adalah rumah sakit Harapan Bunda yang ada di Pasar Rebo.

Langsung saya bicara dengan dokter jaga, ia mengatakan bahwa team mereka baru saja akan selesai melakukan operasi. Jika saya bisa datang ke sana secepatnya maka kemungkinan mereka akan dapat langsung menangani anak saya.

Ambulans langsung menuju rumah sakit Harapan Bunda di kawasan Pasar Rebo. Setelah delapan jam berada di ambulans dalam keadaan kritis, barulah Nathanael mendapatkan penanganan yang semestinya. Dokter saat itu meminta persetujuan Hendra untuk menggunakan obat yang keras untuk menyelamatkan nyawa anak ini. Sayangnya obat ini memiliki efek samping.

Kembali Hendra ada dalam pilihan, namun ia meneguhkan hatinya.
Efek samping yang mungkin dialami anak saya ialah kemungkinan ia menjadi buta, mungkin bisu, mungkin tuli, dan mungkin juga bisa lumpuh. Tapi saat itu saya menyalami dokter yang ada. Saya yakin bahwa sampai sejauh ini semua yang terjadi adalah karena pertolongan Tuhan yang ajaib. Saya percaya bahwa pertolongan Tuhan tidak pernah setengah-setengah. Saya yakin team dokter yang ada akan dibuat Tuhan menjadi malaikat penyelamat bagi anak saya. Saya katakan bahwa saya hanya minta nyawa anak saya. Saya percaya Tuhan akan menyembuhkan dia

Tuhan mendengar doa, Tuhan menjamah Nathanael.
Saat ini Nathanael telah tumbuh menjadi anak yang sehat dan ceria. Serangan meningitis nyaris tidak meninggalkan bekas kecuali pada tangan kanannya yang agak lemah.

Tuhan Yesus sangat manis. Saat saya memikul beban yang berat, saat kita memikul kuk, Tuhan katakan bahwa Dia memberikan kelegaan. Memang ada beban, namun kita bisa menikmatinya dalam kelegaan.