Welcome Myspace Comments

TO



Selasa, 08 Desember 2009

Siapa Dapat Membantah Tuhan

Tetapi Ayub menjawab: "Sungguh, aku tahu, bahwa demikianlah halnya, masakan manusia benar di hadapan Allah? Jikalau ia ingin beperkara dengan Allah satu dari seribu kali ia tidak dapat membantah-Nya. Allah itu bijak dan kuat, siapakah dapat berkeras melawan Dia, dan tetap selamat? (Ayub 9:1-4)

Kalau kita membaca kitab Ayub maka kita temukan begitu banyak dialog antara Ayub dengan teman-temannya dan antara Ayub dengan Tuhan tetapi semuanya ada dalam alur kehendak Tuhan. Kenapa terjadi dialog ini ? Setelah Ayub diberkati luar biasa, semua anak-anaknya meninggal ditimpa bencana, semua hartanya dirampok habis, semua pegawai-pegawainya terbunuh dan kemudian seluruh tubuhnya penuh borok yang mengerikan. Ayub sangat merana sampai istrinya pun memprovokasi dia agar mengutuk Tuhan.

Dalam ayat-ayat di atas kita membaca satu statement dari Ayub yang begitu perkasa. Biasanya kalau orang lagi lemah, susah, ketimpa bencana, gampang untuk protes, membantah ataupun berdebat. Dalam bahasa Ibrani kata ‘membantah’ dalam kitab Ayub 9:3 digunakan kata “rip” artinya contend, strife (bhs Inggris). ‘Contend’ artinya melawan, menentang. Ayub punya alasan untuk mengkritisi Tuhan, untuk membantah, untuk memprotes kepada Tuhan sebab dalam hidupnya Ayub terkenal saleh, suci, menjauhi kejahatan tetapi kenapa dia mengalami penderitaan yang demikian. (bd. Ayub 1:8). Tetapi Ayub luar biasa, dalam keadaan sengsara dan menderita, dia berkata : “Sungguh, aku tahu, bahwa demikianlah halnya, masakan manusia benar di hadapan Allah? Jika ia ingin berperkara dengan Allah satu dari seribu kali ia tidak dapat membantahNya”. Seringkali kita protes kepada Tuhan kalau lagi dalam pencobaan.

Namun Ayub dalam keadaan yang begitu menderita dia masih berkata satu dari seribu kali tidak dapat membantah Tuhan. Pribadi Ayub menjadi sosok yang unik tetapi juga menjadi standard bagi gereja Tuhan. Kita hidup di dunia ini tidak selalu semua mulus. Ada saatnya kita mengalami penderitaan, masalah-masalah. Tetapi seringkali daging kita ingin segera protes kepada Tuhan, kita mau membantah Tuhan bahwa Tuhan itu tidak adil, Tuhan itu pilih kasih. Ayub berkata dengan sadar bahwa kita tidak dapat membantah Tuhan. Terkadang kita tidak membantah Tuhan dengan mulut tetapi kita membantah Tuhan dengan sikap kita.
“Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: "Mengapakah engkau membentuk aku demikian?" Roma 9:20.

Bukankah kita semua ciptaan Tuhan. Bukankah nafas di paru-paru kita datang dari Tuhan, bukankah denyutan jantung kita adalah pemberian Tuhan. Jadi kenapa kita mau protes kepada Tuhan yang memberi, yang menciptakan, yang membentuk hidup kita. Kita jangan seperti bangsa Israel yang tidak taat dan membantah.

Tetapi tentang Israel ia berkata: "Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tangan-Ku kepada bangsa yang tidak taat dan yang membantah." Roma 10:21.Kita bersyukur karena sekarang ini banyak anak-anak Tuhan yang pintar-pintar. Tetapi seringkali orang pintar lebih kritis dan celakanya ada yang berani mengkritisi Firman Tuhan. Ayub 36:26. Umur manusia pasti kita ketahui, tanpa terkecuali semuanya akan mati. Tetapi Tuhan tidak terselidiki jumlah tahunnya karena Tuhan itu kekal/abadi. Ayub menulis Allah yang Mahabesar tidak terjangkau oleh pengetahuan manusia. Ayub 37:5. Banyak manusia memakai otaknya untuk untuk mengkritisi Firman Tuhan. Ada yang membantah baptisan air, perjamuan kudus, perpuluhan, dlsb. Ayub tidak membantah Tuhan tetapi memohon belas kasihan dari Tuhan. Ayub 9:15.

Kita musti belajar bukan mengkritisi Firman Tuhan tetapi memohon belas kasihan Tuhan. Ayub 39:34-38. Ketika Tuhan berkata : “Apakah si pengecam hendak berbantah dengan Yang Mahakuasa? Ayub menjawab tidak Tuhan, seandainya kuucapkan satu kata maka tidak mau kuulangi lagi, mungkin dua kali aku mau cabut kata-kata itu”. Ayub tidak pernah sekalipun membantah Tuhan, bahkan dalam duka sekalipun Ayub memandang Tuhan. Ayub 42:5-6. Ayub tidak mau bersandar hanya kepada kesaksian-kesaksian orang lain, dia mau memandang Yesus. Sikap tidak membantah yang dipunyai Ayub membuat dia melihat keagungan Tuhan.

Oleh karena itu Paulus menasehatkan jemaat Filipi agar melakukan segala pekerjaan keselamatan, ibadah, pelayanan, dlsb, dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan. Filipi 2:14,12. Orang yang suka membantah akan kehilangan berkat. Tidak membantah adalah salah satu sikap yang terpenting dari pelayanan kita dan salah satu yang terpenting dari arus berkat Tuhan mengalir dalam hidup kita.

Bagaimana sikap kita supaya tidak keras tengkuk, tidak membantah, tidak bersungut-sungut? Yakobus 1:21, menasihatkan, agar kita menerima dengan lemah lembut Firman Tuhan. Iblis mau supaya kita terus menentang Firman Tuhan, tetapi Alkitab berkata terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam dalam hatimu. Anda akan diberkati lebih jika saudara mau dengan lemah lembut menerima Firman Tuhan. Satu resep yang indah untuk hati kita tidak terpancing dan tergoda berargumentasi dengan Tuhan dan FirmanNya, yaitu dengan cara menerima Firman Tuhan dengan lemah lembut. Haleluyah.

Sumber : http://peduligereja.com

Selasa, 01 Desember 2009

DARAH BATAK JIWA PROTESTAN

Seri Diskusi Injil & Adat

Oleh: Daniel T.A. Harahap

1. INJIL DATANG KE TANAH (JIWA BATAK)

BERABAD-ABAD suku bangsa Batak hidup terisolasi di Tanah Batak daerah bergunung-gunung di pedalaman Sumatera Bagian Utara. Pada waktu yang ditentukanNya sendiri, Allah mengirim hamba-hambaNya yaitu para missionaries dari Eropah untuk memperkenalkan INJIL kepada kakek-nenek (ompung) dan ayah-ibu kita yang beragama dan berbudaya Batak itu. Mereka pun menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruslamat. Mereka tidak lagi bergantung kepada dewa-dewa dan roh-roh nenek moyang yang mati tetapi beriman kepada Allah Tritunggal (Bapa, Anak dan Roh Kudus) yang hidup. Mereka berpindah dari gelap kepada terang, dari keterbelakangan kepada kemajuan, dan terutama dari kematian kepada kehidupan yang kekal. Injil telah datang
dan merasuk ke Tanah (baca: jiwa) Batak!

2. MENERIMA INJIL DAN TETAP BATAK

Namun penerimaan kepada Kristus sebagai Tuhan, Raja dan Juruslamat tidaklah membuat warna kulit kakek-nenek kita berubah dari “sawo matang” menjadi “putih” (bule), atau mengubah rambut mereka yang hitam menjadi pirang. Mereka tetap petani padi dan bukan gandum, memakan nasi dan bukan roti, hidup di sekitar danau Toba dan bukan di tepi sungai Rhein. Penerimaan Kristus itu juga tidak mengubah status kebangsaan mereka dari “Batak” menjadi “Jerman”. Sewaktu menerima Injil dan dibabtis dalam nama Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus kakek-nenek dan ayah-ibu kita tetaplah tinggal Batak dan hidup sebagai masyarakat agraris Sumatera dengan segala dinamika dan pergumulannya. Para missionaries itu juga tidak berusaha mencabut kakek-nenek dan ayah-ibu kita yang Kristen itu dari kebatakannya dan kehidupan sehari-harinya. Bahkan mereka bersusah-payah menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Batak agar kakek-nenek kita dapat mengerti dan menghayati Firman Tuhan itu dengan baik sekali. Selanjutnya melatih mereka memuji dan berdoa kepada Kristus yang baru mereka kenal itu juga dengan bahasa Batak (baca: bukan Inggris atau Yahudi).

3. INJIL DAN KOMUNITAS BATAK MODEREN

Injil itu kini juga sampai kepada kita sekarang. Sebagaimana kakek-nenek dan ayah-ibu kita dahulu kita sekarang pun menerima dan mengakui Kristus sebagai Tuhan, Raja dan Juruslamat, Anak Allah yang hidup. Melalui iman kepada Kristus itulah kita menerima hidup baru yang kekal, pengampunan, berkat, damai sejahtera Allah dan Roh Kudus. (Yoh 3:16). Sama seperti kakek-nenek dan ayah-ibu kita dahulu, kita yang sekarang pun mengalami bahwa babtisan dan kekristenan tidaklah mengubah warna kulit kita dari sawo matang menjadi putih. Juga tidak mengubah kita dari Batak-Indonesia menjadi Eropah-Amerika. Sebagai pengikut Kristus rupanya kita tidak harus menjadi orang yang berbahasa dan berbudaya lain. Tidak ada bahasa dan budaya atau status social tertentu yang mutlak menjamin kita lebih dekat kepada Kristus. (Gal 3:28) Tidak ada juga bahasa yang menghalangi kita datang kepadaNya.

4. FIRMAN MENJADI MANUSIA

Firman telah menjadi manusia sama dengan kita dan tinggal di antara kita (Yoh1:14). Itu artinya Itu dapat diartikan bahwa Firman itu juga telah menjadi manusia Batak dan hidup diantara kita orang yang berjiwa dan berkultur Batak juga. Sebab itu tidak ada keragu-raguan kita untuk menyapa, memuji dan berdoa kepada Allah dengan bahasa, idiom, terminologi, simbol, ritme, corak dan seluruh ekspressi kultur Batak (termasuk Indonesia dan modernitas) kita Mengapa? Sebab Tuhan Yesus Kristus lebih dulu datang menyapa kita dengan bahasa Batak yang sangat kita pahami dan hayati.

5. DAHULU DAN SEKARANG

Bagaimanakah kita menyikapi tortor, gondang dan ulos Batak sebagai orang Kristen? Memang harus diakui bahwa pada awalnya – jaman dahulu – tortor dan gondang adalah merupakan ritus atau upacara keagamaan tradisional Batak yang belum mengenal kekristenan. Harus kita akui dengan jujur bahwa leluhur kita yang belum Kristen menggunakan seni tari dan musik tortor dan gondang itu untuk menyembah dewa-dewanya dan roh-roh, selain membangun kebersamaan dan komunalitas mereka. Disinilah kita sebagai orang Kristen (sekaligus Batak-Indonesia) harus bersikap bijaksana, jujur, dan hati-hati serta kreatif. Kita komunitas Kristen Batak sekarang mau menerima seni tari dan musik Tortor dan Gondang Batak warisan leluhur pra kekristenan itu namun dengan memberinya makna atau arti yang baru. Tortor dan gondang tidak lagi sebagai sarana pemujaan dewa-dewa dan roh-roh nenek moyang tetapi sebagai sarana mengungkapkan syukur dan sukacita kepada Allah Bapa yang menciptakan langit dan bumi, Tuhan Yesus Kristus yang menyelamatkan kita dari dosa, dan Roh Kudus yang membaharui hidup dan mendirikan gereja. Bentuknya mungkin masih sama namun isinya baru. Ini mirip dengan apa yang dilakukan gereja purba dengan tradisi pohon natal. Pada awalnya pohon terang itu adalah tradisi bangsa-bangsa Eropah yang belum mengenal Kristus namun kemudian diberi isi yang baru, yaitu perayaan
kelahiran Kristus. Begitu juga dengan tradisi telur Paskah, Santa Claus dll.


6. MENGACU KEPADA ALKITAB

Dalam Alkitab kita juga pernah menemukan problematika yang sama. Di gereja Korintus pernah ada perdebatan yang sangat tajam apakah daging-daging sapi yang dijual di pasar (sebelumnya dipersembahkan di kuil-kuil) boleh dimakan oleh orang Kristen. Sebagian orang Kristen mengatakan “boleh” namun sebagian lagi mengatakan “tidak”. Rasul Paulus memberi nasihat yang sangat bijak. “Makanan tidak mendekatkan atau menjauhkan kita dari Tuhan. Makan atau tidak makan sama saja.” (I Kor 8:1-11). Keadaan yang mirip juga terjadi di gereja Roma: apakah orang Kristen boleh memakan segalanya. (I Kor 14-15). Rasul Paulus memberi nasihat “Kerajaan Allah bukan soal makanan atau minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus” (I Kor 14:17). Kita boleh menarik analogI dari ayat-ayat ini untuk persoalan tortor dan gondang dan juga ulos. Benar bahwa tortor dan gondang dahulu dipakai untuk penyembahan berhala, namun sekarang kita pakai untuk memuliakan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus.. Selanjutnya: kita sadar bahwa kekristenan bukanlah soal makanan, minuman, jenis tekstil atau musik, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita Roh Kudus.

Nasi sangsang atau roti selai tidak ada bedanya di hadapan Tuhan. Tenunan ulos Batak dengan batik Jawa atau brokart Prancis sama saja nilainya di hadapan Kristus. Taganing atau orgel adalah sama-sama alat yang tidak bernyawa dan netral. keduanya dapat dipakai memuliakan Allah (atau sebaliknya bisa juga untuk menghinaNya).


7. MENGGARAMI DAN MENERANGI BUDAYA

Persoalan sesungguhnya adalah: bagaimana sesungguhnya hubungan antara iman Kristen dan budaya. Dalam Matius 5:13-16 Tuhan Yesus menyuruh orang Kristen untuk menggarami dan menerangi dunia. Itu artinya Tuhan Yesus menyuruh kita mempengaruhi, mewarnai, merasuki, memperbaiki realitas sosial, ekonomi, politik dan budaya yang ada.

Itu artinya sebagai orang Kristen kita dipanggil bukan untuk menjauhkan diri atau memusuhi budaya (tortor, gondang dan ulos) namun untuk menggarami dan meneranginya dengan firman Tuhan, kasih dan kebenaranNya. Bukan membakar ulos tetapi memberinya makna baru yang kristiani. Namun sebaliknya kita juga diingatkan agar tidak terhisab atau tunduk begitu saja kepada tuntutan budaya itu! Agar dapat menggarami dan menerangi budaya (tortor, gondang dan ulos dll) kita tidak dapat bersikap ekstrim: baik menolak atau menerima secara absolut dan total. Kita sadar sebagai orang Kristen bahwa kita hanya tunduk secara absolute kepada Kristus dan bukan kepada budaya Sebaliknya kita juga sadar bahwa sebagai orang Kristen (di dunia) kita tidak dapat mengasingkan diri dari budaya. Lantas bagaimana? Disinilah pentingnya membangun sikap kreatif dan kritis dalam menilai hubungan iman Kristen dan budaya Batak itu, termasuk tortor dan gondang serta ulos. Mana yang baik dan mana yang buruk? Mana yang harus dipertahankan dan mana yang harus diubah? Mana yang relevan dengan kekristenan, Indonesia dan modernitas dan mana yang tidak lagi relevan?

8. TORTOR DAN GONDANG KRISTIANI

Kita akui jujur sebelum datangnya kekristenan tortor dan gondang adalah sarana untuk meminta kesuburan (sawah, ternak, dan manusia), menolak bala dan atau menghormati dewa-dewa dan roh nenek moyang. Bagi kita orang Kristen tortor dan gondang bukanlah sarana membujuk Tuhan Allah agar menurunkan berkatNya, namun salah satu cara kita mengekspressikan atau menyatakan syukur dan sukacita kita kepada Allah Bapa yang kita kenal dalam Yesus Kristus dan membangun persekutuan sesama kita. Selanjutnya sebelum datangnya kekristenan gondang dianggap sebagai reflektor atau yang memantulkan permintaan warga kepada dewa-dewa. Bagi kita yang beriman Kristen gondang itu hanyalah alat musik belaka dan para pemainnya hanyalah manusia fana ciptaan Allah. Kita dapat menyampaikan syukur dan atau permohonan kita kepada Allah Bapa tanpa perantara atau reflektor kecuali Tuhan Yesus Kristus. Dahulu bagi nenek moyang kita sebelum kekristenan, tortor dan gondang, sangat terikat kepada aturan-aturan pra-kristen yang membelenggu: misalnya wanita yang tidak dikaruniai anak tidak boleh manortor dengan membuka tangan. Bagi kita yang beriman Kristen sekarang, tentu saja semua orang boleh bersyukur dan bersukacita di hadapan Tuhannya termasuk orang yang belum atau tidak menikah, belum atau tidak memiliki anak, belum atau tidak memiliki anak laki-laki. Semua manusia berharga di mata Tuhan dan telah ditebusNya dengan darah Kristus yang suci dan tak bernoda (I Pet 1:19).

Home: http://rumametmet.com

Senin, 23 November 2009

Iman Kepada Agama atau Kepada Kristus

Bacaan: Yohanes 14:1-14

Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.- Yohanes 14:6

Begitu banyak orang membangga-banggakan agamanya. Selalu berkata bahwa agamanyalah yang paling baik dan paling benar. Dengan sikap yang seperti ini, lahirlah fanatisme yang berlebihan terhadap agama yang diyakininya. Kalau sudah begini, bisa-bisa tindakan apapun juga akan dilegalkan demi membela agamanya. Itu sebabnya tak perlu kaget kalau ada istilah perang suci atau “bom suci”. Dendam, pembunuhan, bahkan pembantaian hanya demi membela agama yang dianut.

Berbicara tentang hal ini, kita tahu bahwa agama memiliki rapor merah yang begitu banyak. Sejarah mencatat rapor merah agama, mulai dari para pembunuh Khawarij pada abad ke-7 sampai dengan “bom suci” di masa sekarang ini. Di kalangan kristiani juga pernah terjadi hal yang tak kalah mengerikan. Sekelompok kaum Protestan dibakar hidup-hidup oleh seorang ratu Inggris yang Katolik pada pertengahan abad ke-16. Demikian juga menurut sebuah gambar terbitan Antwerp, Belgia, tampak kelompok Protestan yang menamakan dirinya “Huguenots” memancung korbannya dengan sangat keji. Ngomong-ngomong soal Yesus, bukankah dalang di balik penyaliban Yesus juga adalah dari kelompok agama?

Itu sebabnya sangat keliru kalau kita memiliki fanatisme yang berlebihan terhadap agama, termasuk agama Kristen sekalipun! Sekali lagi bahwa agama tidak akan pernah bisa menyelamatkan kita. Alkitab tidak pernah berkata, apalagi menjamin bahwa setiap penganut agama Kristen akan masuk sorga. Agama bukan jalan. Yesus lah jalan! Itu sebabnya iman kita seharusnya kepada Yesus, bukan kepada agama yang kita anut.

Pemahaman yang seperti ini akan menghindarkan kita dari tindakan-tindakan konyol hanya dengan dalih untuk membela agama. Agama hanyalah wadah dan bukan intinya. Apapun alasannya, intinya haruslah tetap Yesus. Itu sebabnya saya tidak pernah bangga hanya menjadi orang Kristen, tapi saya sangat bangga menjadi pengikut Kristus. Kalaupun saya melakukan hal-hal rohani, saya tidak melakukan demi agama, tapi saya melakukannya demi Kristus. Saya tidak melayani agama, saya melayani Kristus. Saya tidak mau berkorban hanya demi agama, tapi saya akan berani habis-habisan demi Kristus. Saya tidak mau mati demi agama, tapi saya mau hidup demi Kristus. Bagaimana dengan Anda?

Dimanakah kita menaruh iman, kepada agama atau kepada Kristus?

Jumat, 20 November 2009

Ketika Dunia Berbalik Menyerang Kita


Bacaan: Lukas 22:47-53

Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?- Lukas 22:48

Ini tidak adil. Ini sangat tidak manusiawi. Bahkan sangat tidak masuk akal dilakukan oleh manusia-manusia yang berakal budi. Bukankah Yesus tidak pernah melakukan yang buruk? Sedikitpun tidak. Ia selalu berbuat baik. Ia selalu memberi pertolongan, bahkan ketika saatNya belum tiba pun, Ia tetap menyelamatkan muka keluarga mempelai di Kana. Ia tidak pernah menggosipkan orang lain, apalagi memfitnahnya. PerkataanNya manis, lembut dan menyegarkan siapa saja yang letih. Ia tidak pernah meminta atau menuntut lebih, Ia selalu memberi. Ia tidak pernah menjadi batu sandungan, Ia menjadi berkat. Ia membuat mujijat dan memberikannya kepada mereka yang butuh mujijat. Tak terhitung lagi kaki lumpuh yang bisa berjalan, atau mata buta yang celik, si bisu yang akhirnya berujar, atau si tuli yang sekarang bisa enjoy dengar musik easy listening.

Yesus buat semuanya itu. Tapi apa yang Ia dapat? Pengkhianatan. Olokan. Cercaan. Tatapan sinis. Bahkan paduan suara yang sedemikian kompak, “Salibkan Dia!” Bisa jadi yang berteriak lantang adalah mereka yang pernah mengecap kebaikanNya atau bahkan yang mengalami sendiri mujijatNya. Dua belas murid yang Ia andalkan juga tiba-tiba melempem. Nyalinya ciut dan memilih menyelamatkan diri masing-masing. Meski semula mereka gembar-gembor bahwa nyawa pun akan dipertaruhkan demi guruNya. Pengkhianatan. Bukan hanya Yudas saja, tapi sebenarnya semua murid mengkhianati Dia, karena membiarkan Dia sendirian menanggung semuanya itu.

Yesus dikhianati oleh orang-orang yang selama tiga tahun terakhir ini selalu bersamaNya. Yesus disalibkan oleh orang-orang yang pernah ditolongNya. Mungkin saja mereka yang memaki Yesus adalah mereka juga yang pernah dibuatnya bicara dari kebisuan. Yesus mengalami semuanya itu, tapi Ia tetap teguh. KasihNya tidak tergoncang. Pengkhianatan tak mampu mengubah kasihNya. Meski dunia berbalik melawanNya, Ia tetap mengampuni. Teladan hidup yang luar biasa.

Bagaimana jika dunia berbalik melawan kita? Bagaimana jika orang yang pernah kita tolong memberikan ciuman Yudas? Marilah kita belajar dari Yesus. Hidup yang dikuasai kasih. Memang berat. Daging kita berontak. Logika kita tidak bisa menerima. Bagaimana mungkin mengasihi mereka yang berbalik melawan kita. Tapi itulah kasih. Kasih bukanlah kasih kalau tidak bisa mengasihi musuh kita.

Apakah kita tetap mengasihi mereka yang berbalik melawan kita?

http://www.renungan-spirit.com/belanja/renungan-harian-spirit.html

Rabu, 18 November 2009

Makna Mengucapkan Amin dan Haleluyah

Wahyu 19 : 4
"Kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu sujud dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata, 'Amin, Haleluyah'".

Kata Amin dan Haleluyah merupakan dua kata yang begitu populer dan berkuasa dalam kekristenan ini. Walaupun sebagian orang Kristen ada yang masih enggan untuk mengucapkan kedua kata ini dalam kehidupan sehari-hari. Dalam ayat di atas kita membaca bahwa kata Amin dan Haleluyah diekspresikan di sorga pada pesta perkawinan Anak Domba. Kenapa kita perlu mengikuti pola surga? Surga adalah tujuan kita! Surga adalah model kekristenan di dunia ini. Surga adalah satu keadaan yang real, yang nanti kita alami. Tetapi suasana sorga dapat juga kita alami di bumi.

A m i n

Amin dalam bahasa Ibrani disebut "ammen" artinya setuju, teguh, benar, setia. Amin adalah suatu respon kepada kebenaran. Wahyu 3:14....inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar...." Amin adalah gelar dari Tuhan. Jadi apabila kita mengucapkan amin berarti menyebutkan Tuhan yang adalah benar.

Dalam Ulangan 27:15, 17-26 dijelaskan bahwa semua orang Israel harus menjawab amin apabila ada firman Tuhan dalam bentuk peringatan. Gunanya adalah supaya peringatan Tuhan itu diingat. Jadi keliru besar jika ada orang menggunakan atau mengucapkan kata amin itu hanya untuk mengakhiri sebuah doa. Kita harus membiasakan mengatakan Amen, bilamana pengkhotbah atau pemimpin ibadah menyatakan suatu kebenaran firman Tuhan. Kita katakan Amin bilamana ada firman atau nubuatan atau kata-kata berkat. Amin harus diucapkan! Mengucapkan amin berarti kita memberikan respon kepada Firman Tuhan. (Mazmur 106:48).

H a l e l u y a h

Haleluyah dalam bahasa Ibrani disebut "halelluyah" yang terdiri dari dua kata yaitu halel dan Yahweh yang berarti pujilah Tuhan. Dan dalam bahasa Yunani disebut denan "aleluya" yang artinya pujilah Tuhan.

Wahyu 19:1,3,4,6. Di sorga kata haleluyah adalah kata pujian dan sembahan yang ditujukan kepada Allah yang Mahatinggi. Kata haleluyah adalah kata yang penuh dengan kuasa. Iblis sering memperdaya sebagian orang Kristen untuk tidak mengucapkan kata amin dan haleluyah, karena iblis tahu bahwa kedua kata ini mempunyai kuasa yang sangat besar. Dengan ilhaman Roh Kudus pemazmur menekankan betapa pentingnya mengucapkan haleluyah. Mazmur 146:1; 147:1; 148:1;149:1; 150:1,6. Semua yang bernafas selalu harus memuji Tuhan dan selalu mengatakan : Haleluyah!

Oleh sebab itu jadikanlah pengucapan "Amin" dan "Haleluyah" sebagai gaya hidup kita. Saudara akan diberkati lewat mengucapkan kedua kata ini. Tuhan Yesus memberkati!

Sumber : http://peduligereja.com

Minggu, 15 November 2009

MATI SECARA ROHANI MENURUT ALKITAB YANG SESUNGGUHNYA

Betul sekali ada banyak ayat Alkitab yang menyatakan bahwa sebelum kita diselamatkan kita tadinya adalah mati (Ef.2:1, Kol.2:13 dll.). Tentu yang dimaksudkan ayat-ayat tersebut bukanlah mati secara jasmani, karena orang-orang yang dimaksudkan adalah yang ditulisi surat oleh Rasul Paulus. Karena sudah pasti bukan mati secara jasmani, maka tidak ada pilihan lain selain menafsirkan bahwa itu adalah mati secara rohani. Lalu apakah ‘mati secara rohani’ yang dimaksudkan Alkitab?

Kematian jasmani seseorang adalah sebuah keadaan dimana jantung seseorang tidak bekerja sehingga tidak berhasil memompa darah ke otak serta bagian tubuh lain, yang menyebabkan kematian tubuh orang itu secara keseluruhan. Terputusnya supply makanan ke otak dan bagian tubuh lain menyebabkan bagian-bagian itu mati. Bagian-bagian tubuh itu akan hidup kembali jika dalam jangka waktu yang masih ditolerir kembali mendapat aliran darah segar kembali.

Kelihatannya ketika Rasul Paulus berkata bahwa dahulu kamu mati dan sekarang telah dihidupkan kembali dalam Yesus Kristus, ia memaksudkan bahwa dahulu kamu dalam kondisi “putus” hubungan dengan Allah yang maha kudus karena dosa dan pelanggaran, namun sekarang telah disambung kembali di dalam Yesus Kristus. Yang mau dianalogikan Rasul Paulus dengan mati di situ bukan masalah kemampuan respon orang tersebut terhadap perkara rohani, melainkan hanya hubungan dengan Allah yang terputus. Dibangunnya jabatan keimamatan sepanjang masa ibadah simbolik Perjanjian Lama, adalah salah satu petunjuk bahwa masalahnya bukan pada kemampuan respon melainkan pada masalah terputusnya hubungan karena kondisi manusia yang berdosa.

HANYA ORANG SINTING YANG BERBICARA DENGAN MAYAT

Kita semua pasti setuju bahwa tidak ada satu orang waras pun yang akan berbicara kepada mayat. Dan siapapun yang bercakap-cakap dengan mayat pasti akan dicurigai sakit jiwa. Tentu bukan cuma sekedar curiga lagi jika yang bersangkutan menyerukan agar mayat bertobat.

Adalah fakta bahwa sepanjang zaman ibadah simbolik Perjanjian Lama Allah mengirim nabi untuk memperingati bangsa Yahudi bahkan kepada berbagai bangsa tentang dosa-dosa mereka. Jika segala bangsa yang mati secara rohani dianalogikan sama dengan mati jasmani, maka berarti ada masalah dengan yang mengirim nabi untuk menegur mereka. Jika bangsa Asyur yang mati secara rohani ditafsirkan sebagai dalam kondisi tidak bisa merespons seruan rohani, bagaimana mungkin dikirim Nabi Yunus untuk berseru agar mereka bertobat?

Bagaimana panglima Naaman bisa sampai kepada kesimpulan rohani bahwa tidak ada Allah selain Jehovah setelah penyelamannya yang terakhir di sungai Yordan? Padahal sebelumnya dia sangat skeptik terhadap perintah Nabi Elisa yang aneh. Bagaimana Tamar, Rahab, Rut, yang bukan bangsa Yahudi, yang tentu adalah orang yang bisa dikategorikan mati secara rohani, bisa mengenal Jehovah dan percaya kepadaNya?

Secara logis bisa kita simpulkan bahwa Allah tidak melihat manusia yang telah jatuh ke dalam dosa seperti John Calvin lihat. Allah melihat manusia berdosa memang mati secara rohani, dalam pengertian bahwa manusia putus hubungan dengan Penciptanya karena dosa dan pelanggarannya, bukan dalam kondisi seperti mayat yang tidak bisa mendengar apalagi merespons terhadap seruan untuk bertobat.

John Calvin, dan siapapun yang setuju dengan dia, telah menempatkan Allah sebagai pribadi sinting yang berbicara dengan mengirim nabi kepada mayat-mayat. Allah tidak mengirim nabi kepada mayat. Ia tidak mengutus Yunus untuk menegur mayat, tetapi menegur bangsa Asyur yang sangat berdosa agar mereka bertobat. Dan Alkitab mencatat bahwa mereka akhirnya bertobat.

Jadi, masalahnya bukan pada Allah dan juga bukan pada manusia yang telah berdosa, melainkan pada John Calvin yang salah menafsirkan istilah mati secara rohani. Rasul Paulus tidak memaksudkan mati rohani seperti yang dimaksudkan oleh Calvin. Ia pergi kepada bangsa-bangsa non-Yahudi (yang mati rohani) untuk berseru kepada mereka. Kalau bangsa Yunani dan yang lain-lain dalam kondisi rohani seperti mayat sebagaimana ditafsirkan Calvin, maka Rasul Paulus adalah orang sinting yang pergi berseru kepada para mayat. Tidak mungkin! Rasul Paulus tidak mungkin sinting, John Calvin yang salah menafsirkan Alkitab.

TIDAK ADA ORANG MENGHARAPKAN MAYAT BERBUAT SESUATU

Jika kita tahu seseorang telah mati, tubuhnya telah menjadi mayat, kita tidak mengharapkan ia memberi tanggapan apapun yang kita katakan, yang kita inginkan. Kita sangat faham kalau mayat tidak memenuhi sesuatu yang kita harapkan karena ia adalah mayat.

Tetapi kalau kita membaca Injil Yohanes pasal satu, kita dapatkan bahwa Allah mengharapkan tanggapan positif dari manusia yang hidup pada saat kedatangan Kristus. Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah (Yoh.1:10-13).

Pada ayat 11 terlihat jelas kekecewaan pada milik kepunyaanNya yang tidak menerimaNya. Dan pada ayat 12 terlihat ada kegembiraan pada orang-orang mati rohani yang menerimaNya. Mereka diberi kuasa untuk menjadi anak-anak Allah. Ayat 13 menyatakan bahwa mereka diperanakkan bukan dari darah dan daging, melainkan dari Allah. Kapankah mereka diperanakkan Allah? Kapankah mereka dilahirkan kembali? Tentu pada saat mereka percaya! John Calvin mengajarkan bahwa orang-orang dilahirkan kembali terlebih dulu baru bisa percaya. Ia mengajarkan bahwa Allah memilih orang-orang tertentu tanpa alasan dan melahirkan mereka kembali supaya mereka bisa percaya. Ia tertangkap basah memelintir ayat Alkitab, karena ayat-ayat Alkitab mengatakan bahwa manusia harus percaya dan saat percaya itulah Roh Kudus masuk ke dalam hatinya. Surat Paulus kepada jemaat Efesus pasal satu ayat tiga belas dengan jelas mengatakan, “di dalam Dia kamu juga karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.” Ayat ini dengan sangat jelas mengatakan bahwa pada saat seseorang percaya itulah Roh Kudus memeteraikannya, bukan dimeteraikan terlebih dulu baru bisa percaya.

MAYAT TIDAK BISA MENGHUJAT ALLAH

Ketika orang-orang Farisi dan Ahli Taurat menyaksikan tanda-tanda kegenapan Mesias pada diri Yesus, namun mereka menolakNya, Ia berkata bahwa jika mereka menghujat Anak Manusia masih ada ampun, namun jika mereka menghujat Roh Kudus, maka tidak ada pengampunan lagi(Mark.3:29). Jika para Ahli Taurat adalah mayat yang tidak bisa bereaksi terhadap perkara rohani seperti yang dituduhkan oleh John Calvin, maka mustahil mereka bisa dituntut bertanggung jawab atas sikap mereka terhadap Mesias? Tidak ada hakim yang sangat bodoh yang menuntut mayat bertanggung jawab atas suatu perbuatan kriminal.

Tetapi karena para Ahli Taurat sesungguhnya sangat sadar, lagi pula mereka sudah melihat tanda-tanda dan mujizat yang diperbuat oleh Tuhan Yesus, dan mereka tahu persis akan nubuatan Nabi Yesaya bahwa kalau Mesias datang Ia akan mengadakan mujizat, namun karena iri mereka menolakNya. Tuhan Yesus tahu sampai ke dalam isi hati mereka, bahwa sebenarnya mereka sudah tahu bahwa Ia sedang menggenapi tanda -tanda kemesiasan, namun mereka sengaja menolakNya.

Betul sekali bahwa para Ahli Taurat adalah manusia yang mati secara rohani. Namun mati secara rohani tidaklah seperti yang digambarkan oleh John Calvin, yaitu rohaninya seperti mayat yang tidak dapat merespon terhadap rangsangan yang bersifat rohani. Mati secara rohani sesungguhnya adalah putus hubungan dengan Allah yang adalah sumber kehidupan.

MAYAT TIDAK BERTANGGUNG JAWAB SEBAGAI KRIMINAL

Pada saat orang banyak berdiri di hadapan Pilatus, karena dihasut oleh para Imam, mereka menuntut Yesus disalibkan dan Barabas dibebaskan. Bahkan sebelum mereka menghadap hadirat Allah, pada hari Pentakosta, mereka dituduh bersalah oleh khotbah Petrus. Mungkinkah mayat melakukan tindakan kriminal yang harus dipertanggungjawabkannya?

Mengapakah dalam Markus 12:40 Tuhan Yesus berkomentar bahwa para Ahli Taurat yang menelan rumah janda-janda akan dihukum dengan hukuman yang lebih berat? Sejak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa maka semua manusia sudah dalam kondisi mati rohani, dan John Calvin menggambarkan kondisi kerohanian manusia seperti mayat, seharusnya dosa berikut yang dilakukan oleh para mayat itu tidak bisa diperhitungkan lagi, karena berikutnya mereka semua sudah dalam kondisi mayat, dan bagaimana boleh menuntut dosa yang dilakukan mayat. Bahkan seharusnya mayat sudah tidak bisa berdosa lagi.

KESIMPULAN KITA

Penafsiran John Calvin tentang mati secara rohani sebagai totally depraved dengan pengertian kerohanian yang tidak bisa memberi respon terhadap apapun adalah terlalu berlebihan. Penafsiran demikian sama sekali tidak didukung oleh ayat Alkitab, karena memang tidak ada satu ayat pun yang menggambarkan kondisi kerohanian seperti yang digambarkan oleh John Calvin.

Tuhan Yesus pernah berkata kepada seorang yang ingin menjadi pengikutNya yang meminta ijin untuk menguburkan ayahnya dengan berkata, “biarkan orang mati menguburkan orang mati mereka.” Ia tahu bahwa orang yang mati rohani masih bisa menguburkan orang karena bukan mati rasa, mati akal budi, mati kesadaran diri, melainkan hanya tidak memiliki hubungan dengan Allah yang hidup. Manusia yang mati secara rohani masih bisa berbicara, berpikir, merasa, memutuskan pemilihan, bisa bikin pesawat, dan menerbangkan pesawat, bikin mobil dan membawa mobil, dan masih bisa mendengarkan Injil serta mengambil keputusan untuk percaya atau tidak.

Doktrin Predestination yang diajarkan oleh John Calvin beserta pengikutnya, memiliki kesalahan paling awal pada kesalahan menafsirkan makna mati secara rohani. Kasalahan menafsirkan makna kematian rohani, menyebabkan mereka menyimpulkan bahwa keselamatan dimungkinkan hanya melalui pemilihan tanpa kondisi (unconditional election). Bagi Calvinis orang-orang yang mati rohani tidak mungkin memberi respon terhadap Injil karena mereka mati seperti mayat. Jadi, pembaca pasti sudah dapat melihat penyebab penafsiran mereka bahwa Allah di dalam kekekalan melalui sebuah dekrit telah menetapkan segala sesuatu. Seolah-olah blueprint segala peristiwa dari kekal hingga kekal sudah tercetak dalam sebuah dekrit dan semua peristiwa baik yang positif maupun yang negatif sudah ditetapkan. Bahkan John Calvin percaya bahwa kejatuhan Adam dan Hawa pun sudah ditetapkan Allah.

Jika orang-orang yang belum diselamatkan tidak mungkin merespon berita Injil sebelum mereka dilahirkan kembali terlebih dulu, maka aktivitas penginjilan adalah sebuah aktivitas berbicara kepada mayat atau patung. Kalau Calvin benar, bahkan tidak perlu berdoa agar Allah pilih lebih banyak sebab pemilihan sudah dilakukan dalam kekekalan past. Bahkan kita tidak perlu berdoa sama sekali sebab segala sesuatu sudah ditetapkan, doa anda tidak bisa merubah apa yang Tuhan telah tetapkan dalam kekekalan melalui sebuah dekritNya.

Jadi, pembaca yang berbudi, sikap menjunjung tinggi kedaulatan Allah yang berlebihan hingga mengabaikan hakekat manusia yang berkehendak bebas, telah berbalik menjadi sikap menempatkan Allah sebagai pribadi yang paling jahat, yang tega menetapkan seorang putri diperkosa beberapa orang. Ini adalah sebuah malapetaka theologi yang melanda kekristenan. Oleh sebab itu kita sama sekali tidak heran jika Laurence M. Vance, Ph.D, di dalam bukunya The Other Side of Calvinism menyatakan bahwa Calvinisme sesungguhnya adalah wabah terdahsyat yang melanda gereja. Dave Hunt dalam bukunya What Love It Is? menggambarkan Allah Calvinis adalah Allah yang tidak ada kasih, bukan yang maha kasih. Jika anda mengalami kesulitan untuk mendapatkan contoh tentang tipu muslihat iblis, maka kini anda sudah mendapatkannya. Waspadalah!

Sumber : http://www.kristenfundamental.co.cc

Senin, 09 November 2009

Hidupku Terjerat Seks Bebas dan Narkoba


Dilahirkan dalam sebuah keluarga harmonis tidak menjamin kehidupan seorang anak bisa menjadi seseorang yang baik ketika bertumbuh dewasa. Demikianlah cerminan kehidupan Agustinus, sekalipun lahir dan bertumbuh dalam keluarga harmonis, namun kenakalan demi kenakalan yang dilakukannya sejak kecil menggiringnya ke dalam jebakan seks bebas dan narkoba.

“Waktu kecil saya bandel banget, saya akui bahwa yang saya mau cuma main. Bahkan kesekolahpun inginnya main saja,” demikian pengakuan Agustinus.

Tidak berhenti disitu, Agustinus malah memutuskan untuk berhenti sekolah. Hari-harinya dihabiskan untuk bermain dan bergaul dengan orang-orang yang tidak diketahuinya akan membawanya kepada kehancuran kehidupan.

Saat itu dia memiliki seorang teman yang kaya, namun gaya hidupnya buruk. Hingga suatu kali, Agustinus diajak ke tempat pelacuran untuk pertama kalinya. Awalnya dia takut, namun rasa ingin tahunya menghapuskan semua rasa takut yang sempat menyembul di sudut hatinya.

“Awalnya saya deg-degan, karena masih belum berani. ‘wah.. ngga mau ah..ngga mau ah…’”

Tapi temannya itu terus membujuk Agustinus, “Lo ngga nyesel lo.. ngga mau..!”

“Iya.. ngga nyesel..” jawabnya.

“Betul lo..”

Perang batin antara rasa takut dan rasa penasaran berkecamuk di pikiran dan hatinya. Tapi ternyata, rasa penasarannya lebih besar dan berhasil mengalahkan rasa takutnya.

“Iya deh.. klo gitu coba deh…” demikian akhirnya Agustinus melangkah kedalam jerat seks bebas.

“Akhirnya saya balik lagi, dan mengambil satu cewek.. wah ternyata enak..! Disitu saya mulai terjerat.”

Tidak berhenti hanya di pelacuran, Agustinus melakukan kumpul kebo (tinggal serumah dengan wanita tanpa menikah - red), dan juga menggunakan narkoba. Kehidupannya hancur, tubuhnya makin kurus kering, dan dia dihantui rasa bersalah.

“Saya kumpul kebo, hidup saya hancur, memakai narkoba. Untuk berpikir saja waktu itu sangat susah, tidak seperti sekarang ini. Selain itu tubuh saya juga kurus, seperti hanya tulang dibungkus kulit saja.”

“Terkadang saya merasa Tuhan menyadarkan saya, ‘Gus..lo salah.. lo salah..’ Saya merasa perasaan saya sangat tidak enak..”

Perasaan bersalah mulai menghimpit hatinya, keinginan untuk berhenti menggunakan narkoba itu ada terbersit namun pergaulannya membuatnya sulit untuk melepaskan diri dari ikatan yang sudah bertahun-tahun mengikatnya itu.

“Saya diajak ke diskotik, pada hal saya sudah ingin berhenti. ‘Aku dah ngga mau triping lagi,’tapi saya dipaksa dengan alasan ada teman yang ulang tahun. Ketika masuk mobil, saya seperti hilang ingatan. Saya dikerjain oleh teman-teman saya. Sewaktu sampai di rumah, saya mau telanjang bulat. Saya pikir saya sedang tidur dan bermimpi. Dalam halusinasi saya waktu itu saya sedang mau di baptis, saya mau bersih, dan ada sebuah danau. Jadi hayalannya seperti itu. Saya sedang buka baju, lalu kakak saya masuk dan menyuruh saya memakai baju kembali.”

Agustinus yang tidak sadar karena dalam pengaruh narkoba tidak menggubris permintaan kakak laki-lakinya. Hal tersebut membuat sang kakak gusar, setelah sempat bertengkar, sang kakak mengurung Agustinus di kamarnya. Namun tak pernah di sangka baik oleh Agustinus maupun kakaknya, di kamar tersebut Agustinus mengalami sebuah pengalaman supranatural.

“Saya lihat cahaya terang, seperti di film-film itu. Bintang terang itu masuk dan saya terpental kepojok kamar. Saya terluka dan mengeluarkan darah. Saya pikir mimpi, ternyata apa yang saya alami itu nyata.”

Hari itu Agustinus merasakan jamahan Tuhan dan dia memutuskan untuk berhenti dari semua keterikatannya baik narkoba, seks bebas bahkan pergaulan buruknya dia tinggalkan.

“Semua yang buruk yang saya pernah lakukan, saya akan berhenti Tuhan. Dan secara total hari itu juga saya bisa langsung berhenti.”

Sebuah mukjizat besar dialami Agustinus, dia benar-benar dibebaskan dari keterikatannya kepada seks bebas, narkoba dan rokok. Selain itu, hidupnya benar-benar diubahkan. Agustinus hari ini melayani sebagai seorang pelatih footsal.

“Saya mengucap syukur buat Tuhan karena Dia sudah memberikan hidup yang sehat. Kalau bukan karena Tuhan Yesus, mungkin sekarang saya sudah gila. Dia melepaskan saya dari narkoba, dari seks bebas dan juga rokok. Dia memberikan hidup yang baru buat saya. Terima kasih Tuhan.” (Kisah ini ditayangkan 8 Juli 2009 dalam acara Solusi Life O’Channel).

Sumber Kesaksian:

Agustinus (jawaban.com)

Kamis, 05 November 2009

Kisah Nyata Pramugari Selamat Dari Tragedi Kecelakaan Pesawat


Kisah Nyata - Aku berasal dari sebuah keluarga yang memprihatikankan. Ayahku seorang penjudi, sehingga ibuku yang harus banting tulang demi menghidupi keluargaku. Ibuku berprofesi sebagai penjual kue, aku pun sering membantunya. Ia menjual dagangannya dari rumah ke rumah. Sejak kecil aku merasa tertolak di lingkungan keluargaku, karena pernikahan orang tuaku tidak direstui oleh keluarga pihak ayahku. Bahkan kami tinggal di rumah berukuran 2 x 3 m dengan kondisi yang mengecewakan. Ketikaku masih kanak-kanak, tidak ada figur seorang ayah dalam hidupku. Ia sering berjudi. Jika ada di rumah, ia sering memarahi bahkan menghajarku. Begitu juga dengan ibuku, aku sering menjadi tempat pelampiasan kemarahannya ketika ia memiliki masalah dengan ayah.

Mencoba mengakhiri hidup

Tekanan-tekanan ini menjadikanku seorang pemberontak. Aku tidak mau mendengarkan perkataan ayah dan ibuku. Karena begitu tertekan dengan kehidupan yang kujalani, aku nekat mencoba bunuh diri dengan minum racun serangga, namun tidak berhasil dan aku pun masih dapat diselamatkan setelah dilarikan ke rumah sakit oleh pamanku.

Terjebak pergaulan buruk

Setelah lulus SMU, aku tidak dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi karena tidak ada biaya. Di usiaku yang ke 17, aku harus mencari pekerjaan. Karena kekurangan figur ayah dari kecil, akhirnya aku mencari figur seorang ayah dari pacarku saat itu. Namun, karena sering ribut, ibuku tidak menyetujui hubunganku dengannya sehingga aku merasa sangat marah dan kabur dari rumah. Aku terjerumus ke dalam jurang dosa. Aku pun mulai mengkonsumsi minuman keras, rokok, bahkan narkoba.

Kesombongan

Tahun 2002, aku mendapat panggilan dari pihak jasa penerbangan komersil, Lion Air, untuk interview. Setelah melalui beberapa rangkaian tes, aku dinyatakan lulus diterima menjadi seorang pramugari. Sejak saat itu kehidupanku mulai membaik dan menjadikanku sombong dengan keberadaanku saat itu. Dengan uang yang aku miliki, aku menggunakan seluruhnya untuk bersenang-senang dan merasakan kehidupan yang belum pernah kurasakan sebelumnya. Kurang lebih 2 tahun aku hidup bebas seperti ini.

Bencana Menimpa

Sampai sewaktu ketika di awal November 2004, aku merasa tiba-tiba ingin meninggalkan rumahku. Ketika kukatakan hal ini pada ibuku, ia berkata bahwa ia juga pernah bermimpi melihatku terbaring lemah di ICU dengan darah berlumuran di sekujur tubuhku. Tetapi kami menepis firasat buruk itu. Ketika bertugas hari itu, di dalam pesawat sempat aku merasakan sesuatu yang aneh. Aku melihat seluruh wajah teman-temanku diliputi kegelapan dan menyeramkan untuk dilihat. Namun lagi-lagi aku mengalihkan pikiranku dari firasat itu. Saat itu cuaca memang tidak baik. Penerbangan kami kali ini disertai dengan goncangan-goncangan kecil, hujan dan suara petir juga terhalang awan-awan tebal.

Braaaakkkkk…..drrrkkkkkkssss…trraaaakkkkk…bunyi disertai dengan goncangan sangat keras ini mengagetkan semua penumpang dalam pesawat. Semua berteriak histeris. Suasana menjadi gelap dan barang-barang berhamburan kemana-mana. Sementara terjadi goncangan itu, aku sempat berteriak : “Tuhan, tolong aku…. Ada apa ini, Tuhan? Apapun yang terjadi, tolong aku, Tuhan…” Setelah itu aku tidak tahu apa yang terjadi sampai akhirnya ada seorang bapak yang menemukanku di tumpukan para korban kecelakaan lainnya yang telah meninggal. Kondisiku saat itu sangat mengenaskan sehingga orang-orang mendugaku sebagai korban pramugari lain yang meninggal. Aku pun dilarikan ke rumah sakit dan sempat koma selama 8 hari, sampai akhirnya aku dibawa ke Singapura untuk mendapatkan operasi dan perawatan intensif karena luka serius di wajah dan kaki. Beberapa dokter telah kami datangi, namun semuanya mengatakan aku sulit untuk disembuhkan karena tulang kakiku mengalami pembusukan dan bernanah. Jalan satu-satunya menurut mereka adalah kakiku harus diamputasi. Mendengar hal itu, aku dan ibuku terus membangkitkan iman kepada Tuhan supaya aku tidak menjadi lumpuh karena tidak ada kaki lagi. Tuhan menjawab doa kami, kakiku berhasil sembuh tanpa harus diamputasi.

Rasa senang itu tidak berlangsung lama karena setelah melihat wajahku dicermin, aku berteriak histeris karena seperti melihat wajah monster diwajahku sendiri. Banyak jahitan di sana sini dan tidak enak dipandang. Selama menjalani pengobatan itu, aku mengeluh dan bertanya pada Tuhan, “mengapa ini terjadi padaku.” Aku terus menyalahkan Tuhan dan berpikir bahwa Ia tidak mengasihiku sama sekali. Tiba-tiba aku dipertemukan dengan seorang laki-laki berusia 16 tahun. Ketika ia melihatku, ia tertawa. Padahal selama ini orang-orang selalu menatapku dengan rasa iba. “Hei..kenapa menertawaiku??” tanyaku. Ia pun menjawab : “tampangmu sangat suram!” Ternyata remaja itu akan menjalani operasi, kakinya akan diamputasi besok. Mengetahui hal itu, hatiku tersentuh dengan belas kasihan dan mengintrospeksi diri sendiri. Jika dia saja bisa tertawa dan bersyukur juga bersukacita padahal ia tahu bahwa ia akan menjadi orang cacat sebentar lagi, mengapa aku tidak bisa mencontohi apa yang ia lakukan? Aku pun sedikit terhibur dengan jawabannya itu..haha…

Aku dipulihkan

Remaja itu menginspirasikanku untuk menyadari betapa jahatnya aku karena menyalahkan Tuhan atas kejadian ini. Sejak saat itu aku merasa dipulihkan dan hatiku diubahkan sepenuhnya. Aku berdoa memohon ampun pada Tuhan dan aku tahu Dia telah mengampuniku jauh sebelum aku meminta ampun padaNya. Aku jadi lebih bersemangat dalam menjalani hidupku. Dan aku yakin Tuhan pasti menolong dan menyembuhkanku. Walaupun hari-hari pengobatan yang aku alami sangatlah berat dan melelahkan, tapi aku berusaha menjalani dengan penuh sukacita. Perlahan tapi pasti, kesehatanku dipulihkan seiring dengan pemulihan hidupku di dalam Tuhan. Dan mukjizat kesembuhan yang ajaib terjadi padaku. Aku tidak cacat seperti yang terbayang sebelumnya ketika aku melihat kaki dan wajahku akibat tragedi pesawat beberapa waktu yang lalu.

Kehidupan keluargaku juga dipulihkan

Melalui peristiwa ini, keluargaku pun dipulihkan. Tuhan bekerja dengan cara yang sangat luar biasa dalam hidup kami. Lewat mukjizat yang telah Tuhan kerjakan dalam hidupku, aku menyerahkan seluruh hidupku padaNya dan menjadi pelayan Tuhan di gerejaku saat ini. Tuhan bekerja begitu ajaib dalam hidupku. Pengalamanku ini telah menjadi inspirasi dan kekuatan bagi banyak umat Tuhan yang mendengarkan kesaksianku di gereja-gereja.

Sumber Artikel : Jawaban.com
Sumber Kesaksian : Laura Lazaru

Rabu, 04 November 2009

Kuasa Kasih


Bacaan: I Tesalonika 3:11-13

kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih... - I Tesalonika 3:12

Hal-hal paling baik dan paling indah di dunia ini tidak bisa dilihat dengan mata, atau disentuh ... tetapi dirasakan dengan hati.

Anda mungkin pernah membaca kata mutiara yang sangat menyentuh hati tersebut. Hanya mungkin Anda tidak pernah tahu sebelumnya bahwa pengarang kata mutiara tersebut adalah Helen Keller, seorang wanita yang buta tuli sejak berusia 19 bulan. Karena cacat itulah Helen bertumbuh menjadi anak yang susah diatur. Dia tidak bisa melihat dan tidak bisa mendengar suara apapun. Dia tak bisa berkomunikasi dengan dunia sekitarnya.

Rasanya hampir mustahil untuk membuat Helen bisa berkomunikasi karena ia buta sekaligus tuli. Adalah seorang Anne Sullivan yang penuh dengan kasih mencoba mengajari Helen untuk bisa berkomunikasi. Anne mengajari Helen untuk membaca gerakan tangannya di atas telapan tangan Helen. Setelah sekian lama tanpa hasil, akhirnya Helen bisa mengerti juga dengan apa yang dimaksud Anne lewat sentuhannya di atas telapak tangannya. Semenjak itu kemampuan belajarnya jauh di atas orang normal meski ia buta dan tuli. Sampai hari ini kita mengenal Helen Keller sebagai seorang pembicara yang luar biasa, menjadi berkat bagi banyak orang dan jasanya terus dikenang sampai sekarang.

Meski namanya jarang dibicarakan, saya sangat salut dengan Anne Sullivan. Mengajari orang buta- tuli bukan hal yang mudah, dan rasanya juga mustahil. Namun karena ia didorong oleh kasih, maka tak ada kata menyerah atau putus asa, bahkan akhirnya hal yang tidak mungkin pun menjadi mungkin! Kasih lah yang pada akhirnya mengubah kehidupan seseorang.

Kasih membuat perilaku suami berubah, bukan omelan. Kasih membuat pernikahan yang tawar menjadi manis, bukan kemewahan yang kita berikan. Kasih membuat anak-anak kita menjadi taat, bukan hadiah-hadiah yang kita berikan. Ada kuasa di dalam kasih. Kasih akan mengubah. Kasih akan memulihkan. Kasih akan memperbarui. Kasih akan membuat yang tak mungkin menjadi mungkin. Itu sebabnya anugerah terbesar adalah ketika kita menerima kasih dan perbuatan terbesar adalah ketika kita membagikan kasih.

Ijinkan kasih bekerja dan memerintah kehidupan kita.

http://www.renungan-spirit.com/belanja/renungan-harian-spirit.html

Senin, 02 November 2009

Persiapan Natal

Gambar Persiapan Ucapan Natal

Christmas Myspace CommentsChristmas Myspace Comments

Christmas Myspace Comments Christmas Myspace Comments
Christmas Myspace CommentsChristmas Myspace Comments
Christmas Myspace Comments

Christmas Myspace Comments

Gambar ini gambar animasi, di FB tidak dapat melihat animasinya, untuk melihat dan mengcopynya di Hardisk anda silahkan klik Kiriman Aslinya (klik dibawah Kiriman)

Alkitab Electronik

Layanan Download Software Alkitab Elektronik

Buku 01

Software Alkitab ini dirancang khusus dalam rangka menyediakan Firman Allah dalam media elektronik bagi umat Kristiani di Indonesia. Produk ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Pendeta, Pastor dan pengerja Kristiani, bahkan kaum awam sekalipun yang ingin mempelajarinya lebih mendalam. Silahkan download Alkitab yang ada di website ini dan bagikan kepada teman dan saudara kalian, semoga menjadi berkat.

Program ini memiliki kemampuan pencarian kata dan ayat, navigasi yang mudah dan program Alkitab ini juga dilengkapi dengan ayat referensi silang, daftar perumpamaan, nubuat dan penggenapannya, peta beserta kamus. Program ini juga memuat 13 teks Alkitab lengkap dan 11 teks Perjanjian Baru dalam bahasa Indonesia.

Program ini dilengkapai fasilitas mencari kata dan prase, ayat referensi silang, daftar nubuat dan penggenapannya, peta beserta kamus Alkitab.

Di harapkan bagi saudara untuk membeli produk yang original di toko buku Kristen terdekat, saudara bisa mendapatkan program Alkitab ini dengan harga yang sangat murah, yaitu Rp 20.000,-

Jika saudara merasa produk Alkitab Elektronik ini bermanfaat bagi saudara, belilah program tersebut untuk mendukung pelayanan LAI!!! God Bless…

Bila anda berminat

Download Sekarang

Cara Instalasi: (Cara Instalasi dalam Text File untuk di Print)

1. Download file instalasi PA ke harddisk anda. (Silahkan pilih dari Kristen Online)
2. Buat sebuah folder baru.
3. Extract/ Unzip semua zip file ke dalam folder baru tersebut.
4. Jalankan Setup.exe dan ikuti langkah-langkahnya.

Catatan:
Apabila pada saat instalasi terdapat peringatan error
karena komponen tertentu (biasanya: SHDOCVW.DLL),
abaikan error tersebut (tekan ignore) dan tekan
Yes pada pilihan untuk continue.

Selamat mencoba

Minggu, 01 November 2009

Lagu Mp3 Rohani Anak-anak Nikita

Download Lagu Rohani Anak-anak, agar anak-anak lebih memahami kasih Yesus

Sabtu, 31 Oktober 2009

Bahtera Nabi Nuh Ditemukan di Turki


Written by Daniel Alamsjah, on 03-12-2008 16:53

penelitian arkeologi

Bahtera (kapal) Nuh telah lama menjadi kontroversi di dunia arkeologi. Sejarah mencatat bahwa Nuh diperintahkan Tuhan untuk membuat sebuah bahtera karena Tuhan berniat menurunkan hujan maha lebat ke bumi. Alkitab mengisahkan bahwa Nuh mentaati perintah tersebut dan tepat pada waktu yang telah ditentukan Tuhan, maka turunlah hujan yang sangat lebat ke muka bumi dan menenggelamkan semua makhluk hidup yang ada. Nuh beserta keluarganya dan binatang-binatang yang diselamatkannya kemudian mengapung bersama bahtera tersebut. Alkitab kemudian menceritakan bahwa bahtera tersebut kandas di puncak gunung Ararat.

Kisah yang bersumber dari Alkitab ini kemudian menjadi bahan perbincangan yang hangat di kalangan sejarawan dan arkeolog. Ada pihak yang mendukung bahwa kisah tersebut adalah nyata, namun ada juga yang menganggapnya hanya sekedar dongeng dari Alkitab. Namun, perdebatan tersebut kini berakhir dengan telah ditemukannya bukti-bukti ilmiah berkaitan dengan kisah tersebut. Sisa-sisa bahtera tersebut ditemukan pertama kali oleh seorang Kapten angkatan darat dari militer Turki. Ia menemukannya secara tidak sengaja pada waktu meneliti foto-foto wilayah pegunungan Ararat. Kemudian untuk mengkonfirmasi temuan tersebut, diundanglah ahli-ahli arkeologi dari Amerika Serikat untuk meneliti keabsahannya.

Pada ekspedisi ilmiah yang kemudian dilakukan pada ketinggian 7000 kaki, sekitar 20 mil sebelah selatan puncak gunung Ararat, mereka menemukan sebuah kapal sepanjang kira-kira 500 kaki yang telah membatu. Pengukuran yang kemudian dilakukan pada obyek tersebut menghasilkan suatu kesimpulan yang mencengangkan, karena ukuran panjang, lebar dan tinggi penemuan arkelogi tersebut sama persis dengan ukuran bahtera Nuh seperti yang tercantum di Alkitab. Saat ini, lokasi penemuan bahtera tersebut telah menjadi obyek wisata yang dapat dikunjungi semua orang.

Untuk lebih jelas foto/video singkat klik dibawah ini.
Lihat Video

Jumat, 30 Oktober 2009

Antara Keinginan dan Kebutuhan


Antara Keinginan dan Kebutuhan
Bacaan: Ulangan 29:1-6

.. pakaianmu tidak menjadi rusak di tubuhmu, dan kasutmu tidak menjadi rusak di kakimu.- Ul 29:5

Setiap manusia memiliki banyak keinginan. Anda memiliki keinginan. Saya juga manusia dengan banyak keinginan. Saya ingin rumah yang mewah ala eropa. Saya ingin mobil yang lux, yang suka mencuri perhatian banyak orang. Saya ingin memiliki deposito yang lebih dari cukup. Saya ingin memiliki lima kartu kredit sekaligus, untuk membuat dompet semakin tebal saja. Saya ingin ini itu. Berbicara tentang keinginan, rasanya tidak akan pernah ada habisnya.

Saya berdoa untuk semua keinginan saya, dan saya melihat betapa bijaknya Tuhan. Ia tidak memenuhi keinginan saya. Lupakan rumah mewah, mobil keren, deposito yang menggunung dan semuanya. Bukan tipe Tuhan untuk memenuhi semua hal yang kita inginkan. Mengapa? Karena ada kalanya keinginan kita justru menjadi jerat bagi diri kita sendiri pada akhirnya. Kita menjadi sombong. Merasa diri hebat. Lupa diri, lupa daratan. Bukankah itu sikap yang justru akan menghancurkan diri kita sendiri?

Benar, Ia tidak selalu memenuhi keinginan kita, tapi yang pasti, Ia selalu mencukupi kebutuhan kita. Ia buktikan itu kepada bangsa Israel saat mereka berada di padang gurun selama 40 tahun. Ia tidak selalu memberikan apa yang bangsa Israel inginkan, tetapi Ia selalu menyediakan apa yang mereka butuhkan. Bangsa Israel butuh makan, maka Tuhan mengirim manna dan burung puyuh selama 40 tahun tanpa berhenti! Bangsa Israel butuh pakaian dan kasut, maka Tuhan membuat pakaian dan kasut mereka tidak robek dan bisa terus dipakai selama puluhan tahun.

Ada perbedaan mendasar antara keinginan dan kebutuhan. Sebagai orang tua yang memiliki anak, kita sering berurusan dengan keinginan anak yang tak ada habisnya. Sebagai orang tua bijak, apakah kita akan selalu memenuhi semua keinginan anak hanya untuk menunjukkan kasih sayang kita? Tentu saja tidak bukan? Tapi yang pasti kita akan selalu tahu apa yang menjadi kebutuhannya dan kita akan selalu mencukupinya. Kebenaran inilah yang membuat iman saya terus terpaut kepada Tuhan saat harus melewati masa-masa “padang gurun”. Saat menghadapi masa-masa sulit itulah saya merasakan betapa Tuhan selalu memelihara, mencukupi, menolong dan melakukan yang terbaik buat saya. Benar, tidak semua keinginan saya terpenuhi, tapi bersyukur karena semua kebutuhan saya dicukupinya.

Tak selalu Ia memenuhi apa yang kita inginkan, tapi Ia selalu mencukupi apa yang kita butuhkan.

http://www.renungan-spirit.com/belanja/renungan-harian-spirit.html

Kamis, 29 Oktober 2009

Lagu Mp3 Rohani Doa dan Pengharapan

Silahkan Download lagu-lagu Rohani Gratis, nggak bayar kok

1. BAPA DI SURGA.mp3 <-> Download

2. Berfirmanlah.mp3 <-> Download

3. Darahmu.mp3 <-> Download

4. Doa.mp3 <-> Download

5. Engkaulah Pelindungku.mp3 <-> Download

6. TRIMA KASIH TUHAN.mp3 <-> Download

7. Yesus Aku Datang KepadaMu.mp3 <-> Download

8. Allahku Akan Memenuhi Keperluanku.mp3 <-> Download

9, Bapa Lembutkan Hatiku .mp3 <-> Download

10. DATANGLAH ROH KUDUS.mp3 <-> Download

Kisah Dibalik Lagu Sentuh Hatiku


Written by Yosua Wenas, on 24-01-2009 11:47

Mungkin banyak yang dengar lagu sentuh hatiku, yang dinyanyikan oleh maria Shandy. Akan tetapi dibalik lagu itu ternyata ada sebuah kisah yang luar biasa. Pencipta lagu ini adalah seorang anak Tuhan, Kisah didalam lagu itu adalah milik teman sekolahnya.

Temannya itu diperkosa oleh ayahnya sendiri dan menjadi gila, sehingga harus dipasung(dirantai) dirumahnya.
Ia suka datang dan mendoakan anak itu sambil sesekali menulis lirik lagu..waktu pun berlalu...
Diapun pindah kota dan mulai sibuk dengan kegiatannya sendiri. Suatu ketika anak perempuan itu menelpon dia.

Tentu saja kaget bukan main, krn anak itu kan gila. dipasung pula? kok skrg bisa lepas? telp pula?

Akhirnya anak perempuan itu cerita,suatu hari entah karena karat atau bagaimana rantainya lepas. Satu hal yang langsung dia ingat, dia mau bunuh bapaknya!

Tetapi saat dia bangun, ia melihat Tuhan Yesus dengan jubah putihnya, berkata :
"Kamu harus maafin papa kamu."

Tetapi anak itu ga bisa dan dia terus menangis, memukul, dan berteriak..

Sampai akhirnya Tuhan memeluk dia dan berkata : "Aku mengasihimu"

Walaupun bergumul akhirnya anak itupun memaafkan papanya, mereka sekeluarga menangis dan boleh kembali hidup normal.

"Dari situ lah lagu sentuh hatiku ditulis,
betapa ku mencintai segala yang telah terjadi
tak pernah sendiri, selalu menyertai
betapa kumenyadari didalam hidupku ini..
kau selalu memberi rancangan terbaik oleh karena kasih
Bapa sentuh hatiku, ubah hidupku, menjadi yang baru
Ajarku mengerti sebuah kasih yang selalu memberi..
KasihMu ya Tuhan tak pernah berhenti.."

Kisah diatas sungguh2 terjadi, semoga bisa menginspirasi kita agar bisa merasakan kasih Tuhan yang luar biasa..

Download lagunya di Sini

Pilihan Dari Tuhan

Tuesday, 12 May 2009, 22:00 | Category : Kesembuhan
Tags : Kesaksian, Kisah Nyata, Mujizat Kesembuhan, sakit meningitis, sakit radang otak

Sumber Kesaksian: Hendra Manalu (jawaban.com)

Satu ketika pengalaman yang menyesakkan terjadi atas kedua anak pasangan Hendra Manalu dan Dewi yaitu si kembar Samuel dan Nathanael.

Yang pertama kali sakit saat itu adalah sang kakak, Samuel. Dua hari kemudian menyusul adiknya, Nathanael menderita sakit yang lebih parah dibanding kakaknya. Saya sangat bingung saat itu, bagaimana menangani hal ini?, keadaan keuangan yang tidak mendukung sementara kedua anak saya itu mengalami sakit yang berat.

Saat itu Samuel dan Nathanael terkena muntaber. Obat yang diberikan oleh dokter sudah habis namun mereka tidak kunjung sembuh. Keadaan Nathanael malah semakin memburuk, ia mengalami kejang di sekujur tubuhnya. Nathanael segera dilarikan ke rumah sakit Bhakti Yudha.

Ayah Nathanael, Hendra begitu cemas melihat keadaan ini.
Anak saya tidak sadarkan diri, step sedemikian rupa. Ia kemudian dimasukkan ke ruang emergensi untuk mendapat bantuan. Tapi sayangnya tiga hari dirawat disana anak saya ini tidak sadar juga.

Sementara itu di rumah keadaan Samuel juga semakin parah. Samuel juga harus segera dimasukkan ke rumah sakit. Dewi, ibunda Samuel dan Nathanael berencana memasukkan Samuel ke rumah sakit dimana adiknya saat itu juga tengah dirawat.

Saya bawa Samuel ke rumah sakit dimana adiknya dirawat, tapi semua tempat sudah penuh. Akhirnya Samuel dioper ke rumah sakit tempat saya bekerja dulu di rumah sakit Tugu Ibu. Perasaan saya saat itu sangat kacau, gelisah dan panik, campur aduk tidak menentu.

Pasangan Hendra dan Dewi berbagi tugas. Dewi menjaga Samuel di rumah sakit Tugu Ibu sementara Hendra menjaga Nathanael di rumah sakit Bhakti Yudha. Pada hari yang ketiga keadaan Nathanael menjadi sangat kritis. Vonis terakhir dokter adalah Nathanael terserang meningitis atau radang selaput otak yang sangat berbahaya.

Pada hari ketiga Nathanael seperti akan melepaskan nafas terakhirnya.
Saya ditelepon suami agar datang ke rumah sakit karena kelihatannya Nathanael ini akan ‘pergi’. Saya begitu kaget dan syok mendengar semua itu sampai-sampai suster di rumah sakit Tugu Ibu bertanya-tanya. Saat itu saya minta suster untuk menjagai anak saya yang lain, Samuel. Suster sempat menahan saya karena Samuel juga tentunya akan mencari-cari saya, ibunya. Saya sungguh bingung saat itu. Saya berdoa minta Tuhan memberikan jalan keluar, apa yang harus saya lakukan?.

Saat kekalutan menyelubungi hati Hendra, Tuhan berbicara dalam hatinya.
Tuhan ingatkan saya ditengah saya dirundung air mata dan pergumulan. Tuhan seolah-olah sedang bercakap-cakap dengan saya. Tuhan mengatakan jikalau saya menyerah maka Dia akan mengambil anak saya, namun jika saya menuntut hak saya maka Dia akan memberi kesempatan hidup bagi anak saya. Awalnya saya tidak begitu mengerti hal ini, tapi Tuhan memberi pengertian kepada saya. Tuhan mengatakan bahwa saya adalah hamba dan anakNya dan Tuhan sangat mengasihi saya. Jikalau saya menuntut hak sebagai ayah bagi Nathanael maka Tuhan akan memberikan kesempatan hidup bagi anak itu. Tapi jikalau saya melepaskannya maka Tuhan akan mengambil hidup Nathanael beserta semua penderitaan dan sakit penyakitnya.

Akhirnya saya katakan pada Tuhan bahwa Tuhan adalah Bapa bagi kehidupan saya. Tadinya saya sudah menyerah namun Tuhan tentunya mengerti kerinduan hati saya yang sesungguhnya. Saat itu air mata saya menetes di atas hidung anak saya, Nathanael. Dan ketika saya mengucapkan : “Di dalam Nama Yesus!” dan tiba-tiba saja anak saya bersin.

Nathanael kembali bernafas, namun keadaannnya masih tetap dalam status kritis. Ia perlu penanganan medis dengan peralatan kedokteran yang khusus dan lebih lengkap. Pukul 4 sore, Nathanael dipindahkan ke rumah sakit di Jakarta Pusat yang memiliki fasilitas ICU yang lebih lengkap.

Tapi ketika perawat yang mendampingi saya ini turun untuk bertemu dengan pihak rumah sakit, mereka menolak masuknya anak saya. Saat saya turun dan meredakan, saya menangkap bahwa di mata mereka anak saya ini sudah tidak ada harapan. Lalu saya mencoba satu rumah sakit lagi di kawasan Mangga Besar. Saya tiba di sana sekitar jam setengah sembilan malam. Pihak rumah sakit mengatakan bahwa mereka memang mempunyai peralatan yang lengkap, namun saya harus mempunyai deposit uang minimal lima juta rupiah. Hal itu diperlukan karena mereka mengakui bahwa peralatan yang mereka miliki adalah sangat mahal. Jika tidak maka anak saya tidak akan bisa masuk ke rumah sakit itu.

Hendra sangat terkejut mendengar hal itu.
Jangankan uang lima juta, saat itu saya hanya mengantungi uang sebanyak lima ratus ribu rupiah. Saya sempat meminta kepada pihak rumah sakit untuk bisa mengijinkan anak saya ditangani, jika memang uang yang dibutuhkan sebegitu besarnya maka saya percaya keesokan harinya uang tersebut akan bisa saya penuhi. Namun pihak rumah sakit mengatakan bahwa ketentuan itu tidak dapat diubah, uang tersebut harus tersedia. Mendengar itu saya hanya bisa menangis dalam hati : “Kemana lagi saya dapat mencari pertolongan?!”.

Hendra lalu teringat sebuah rumah sakit di kawasan Cikini. Ia meminta supir untuk menuju ke rumah sakit tersebut.

Sayang sekali pada waktu itu fasilitas ICU rumah sakit ini penuh. Saya mengatakan dalam hati bahwa saya tidak boleh sembarangan berjalan lagi. Pihak paramedis dalam ambulans anak saya juga mengatakan bahwa anak saya harus segera ditolong oleh rumah sakit yang memiliki ICU. Saya menghubungi ke bagian informasi telepon dan operator menghubungkan dengan unit gawat darurat rumah sakit yang ada di Jakarta. Rumah sakit Carolus yang terdekat kebetulan penuh dan terakhir adalah rumah sakit Harapan Bunda yang ada di Pasar Rebo.

Langsung saya bicara dengan dokter jaga, ia mengatakan bahwa team mereka baru saja akan selesai melakukan operasi. Jika saya bisa datang ke sana secepatnya maka kemungkinan mereka akan dapat langsung menangani anak saya.

Ambulans langsung menuju rumah sakit Harapan Bunda di kawasan Pasar Rebo. Setelah delapan jam berada di ambulans dalam keadaan kritis, barulah Nathanael mendapatkan penanganan yang semestinya. Dokter saat itu meminta persetujuan Hendra untuk menggunakan obat yang keras untuk menyelamatkan nyawa anak ini. Sayangnya obat ini memiliki efek samping.

Kembali Hendra ada dalam pilihan, namun ia meneguhkan hatinya.
Efek samping yang mungkin dialami anak saya ialah kemungkinan ia menjadi buta, mungkin bisu, mungkin tuli, dan mungkin juga bisa lumpuh. Tapi saat itu saya menyalami dokter yang ada. Saya yakin bahwa sampai sejauh ini semua yang terjadi adalah karena pertolongan Tuhan yang ajaib. Saya percaya bahwa pertolongan Tuhan tidak pernah setengah-setengah. Saya yakin team dokter yang ada akan dibuat Tuhan menjadi malaikat penyelamat bagi anak saya. Saya katakan bahwa saya hanya minta nyawa anak saya. Saya percaya Tuhan akan menyembuhkan dia

Tuhan mendengar doa, Tuhan menjamah Nathanael.
Saat ini Nathanael telah tumbuh menjadi anak yang sehat dan ceria. Serangan meningitis nyaris tidak meninggalkan bekas kecuali pada tangan kanannya yang agak lemah.

Tuhan Yesus sangat manis. Saat saya memikul beban yang berat, saat kita memikul kuk, Tuhan katakan bahwa Dia memberikan kelegaan. Memang ada beban, namun kita bisa menikmatinya dalam kelegaan.